200+ Contoh Pantun Nasehat Terbijak 2017 [New]

Contoh Pantun Nasehat –  Disebut pantun nasehat karena di dalamnya terkandung wejangan-wejangan dan nasehat yang ditujukan kepada si pembaca pantun.

Wejangan merupakan petuah, petunjuk, serta bimbingan. Agar anak-anak meniti jalan benar dalam kehidupan. Nasehat artinya tulus murni. Agar wejangan menyentuh hati. Bukan berasal dari api kemarahan. Sehingga anak membangun dinding penghalang.

Pantun merupakan penuntun, yang membimbing dengan santun. Dalam irama dan etika. Dalam nada dan hiburan. Maka pantun nasehat ini diberikan. Kepada saudara dan handai taulan. Moga-moga mendapat ajaran. Dapat dibawa dalam kehidupan. Berikut ini adalah beberapa contoh pantun nasehat yang sudah mimin rangkum untuk kalian semua.

Baca Juga 15+ Contoh Puisi Nasehat Terbijak

Contoh Pantun Nasehat

pantun nasehat

Hutan bakau menjadi taman 
Agar pantai tiada hancur
Jika engkau ingin berteman
jauhkan dusta besarkan jujur

Matahari terbit di Kalimantan 
Membawa hangat indahnya nian
Inilah hari jadi Tuan Tian
Semoga membawa kebahagiaan

Anak ayam diambil maya 
Karena kakinya ada luka
Penyabar adalah sifat mulia
Semua pasti akan suka 

Terhampar luas bukit hijau 
Hijau karena warna rumput
Dusta itu bagaikan ranjau
Membuat engkau jadi penakut –

Sampan perahu mengejar kayak 
Dari hulu tak kena-kena
Dusta itu bagaikan riak
Membuat hati gundah gulana

Manis jangan lekas ditelan 
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa 
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Tuan raja belajar menari 
Ditemani para hulubalang
Hidup rajin bagaikan mentari
Kelak hidupmu akan cemerlang

Parang ditetak kebatang sena 
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Buah masam asam rasanya 
kalau gula rasanya manis
walau dia jelek wajahnya
tetapi mahir berbahasa inggris

Ngun Syah Betara Sakti 
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi

Pasar baru ramai marak 
Tangan bertepuk mulut bersorak
Jaga diri dari congkak
Agar hidup tak luluh lantak

Mana mungkin ada buaya 
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat

Ilmu insan setitik embun 
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Air tertampung dalam tangki cth
Siram bunga agar tak mati
Jaga diri dari iri dengki
Niscaya sentosa relung hati

Tali kekang terikat kendur cth
Kudanya lari entah kemana
Bila malam segera tidur
Bergadang itu tiada guna

Kalau memagar rumpun bawang 
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

Lebah dipimpin seekor ratu 
Mencari bunga dekat kencur
Air lembut menetes di batu
Lama-lama batupun hancur

Tekukur turun memakan sepat 
Anak kera membawa lepat
Jika syukur menjadi sifat
Segenap bahagia ananda dapat

Pergilah ke tepi kali 
Jangan lupa bawa guci
Bangkitlah anak pertiwi
Bangunlah negerimu ini

Jangan suka makan mentimun 
Mentimun itu banyak getah nya
Jangan suka banyak melamun
Melamun itu tiada gunanya

Emas perak tersimpan di rongga 
Banyak yang suka mutiara
Berbuat baik kepada tetangga
Niscaya diri banyak saudara

Kalau berkitab sambil menulis 
Jangan sampai dawat terbuang
Kalau bercakap di dalam majelis
Jangan sampai mengumpat orang

Hari rabu memetik kelapa 
Airnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga

Dari apa kue lemang 
Dari ketan yang dipanggang
Waktu kecil kita ditimang
Ayah Ibu harus disayang

Kalau kita tidak bergalah 
Jangan takut membentang kajang
Kalau kita tidak bersalah
Jangan takut ditantang orang

Mari nanda memanjat kelapa 
Hari panas sangat dahaga
Adat baik bertutur sapa
Sopan santun harus dijaga

Hati-hati membeli rokok 
Karena rokok panjang-panjang
Hati-hati memilih cowok
Karena cowok mata keranjang

Ada senar dalam kereta 
Kereta panjang isi berjuta-juta
Memang benar apa yang kau kata
Orang pemarah tak ada yang suka

Pantun Nasehat Agama

pantun nasehat

Syahadat itu yang pertama 
Mesti diresap sejiwa raga
Jujur itu landasan agama
Teguh dipegang sekuat tenaga

Puteri suka bunga petunia 
Tanamnya di taman luas lega
Jangan mengharap pahala dunia
Jujur kita untuk ke surga

Berburu ke bukit kapur
Bawa senjata panah sangkur
Jaga diri dari kufur
Niscaya hidup penuh syukur

Bikin kue dari buah 
Buahnya apel sama delima
Bila engkau suka berdakwah
Dakwahlah seperti ulama

Engku Nur membeli belah di pekan 
Membeli sirih dank kelapanya
Jatah usia makin terkurangkan
Marilah ingat kepada-Nya

Orang dahulu hidup di goa 
Biawak hidup di dalam rawa
Turuti perintah orang tua
Tiap sholat tak lupa berdoa

Bunga mawar bunga melati 
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Kacang tanah rasanya gurih 
Tapi pedas si buah pala
Bantu teman jangan berpamrih
Kepada Allah mengharap pahala

Di gunung sana kau suka berlibur 
Di gunung sini kau suka tertawa
Bila sudah masuk kubur
Hanya amal yang dibawa

Tiap nafas tiadalah kekal 
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Bangau terbang iring-iringan 
Terbang jauh satu kepakan
Al Quran adalah pegangan
Jangan pernah dilupakan

Tari piring tari saman 
Tari lilin apinya berpijar
Al Quran adalah pedoman
Rajin-rajinlah ananda belajar

Pantun Nasehat Pendidikan

pantun nasehat

Jika kita makan petai 
jangan lupa makan kerupuk
Jika kita ingin pandai
Ranjin-rajin baca buku

Jika hendak kamu melamar 
Jangan banyak tulis dihapus
Jika siswa rajin belajar
Sudah tentu pasti lulus

Puisi cinta harus berjajar 
Seperti bunga-bunga teratai
Kalau kita rajin belajar
Cita-cita pasti tercapai

Pergi Jalan-Jalan Ke Pasar 
Pergi Lgee Ke Tempat Gadai
Mari Qta Rajin Belajar
Rajin Belajar Supaya Pandai

Jika pergi ke padang datar 
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh 

Kalau harimau sedang mengaum 
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Lampu listrik lampu pijar 
Kabelnya kecil seperti benang
Rajin-rajinlah belajar
Ilmu didapat dengan senang

Apa gunanya tumbuhan temu 
Ramuan jamu dengan lengkuas
Bila hati dipenuhi ilmu
Jiwanya besar pikirannya luas

Mentari pagi sinarnya hangat 
Berangkat kerja ke Pulau Rengat
Belajar haruslah semangat
Jangan tersalah pada niat

Kue dadar sudah diantar 
Gelas kecil dalam kado
Belajar pangkal pintar
Malas itu pangkal bodoh

Sepah tebu rasanya hambar 
Bila dibakar pasti berkobar
Jika engkau terus bersabar
Ilmumu pasti akan lebar

Burung GARUDA terbangnya tinggi 
terbang jauh tiada tara
apa bila kamu sudah sukses nanti
jangan melupakan guru yang sudah berjasa

Apa namanya kepala kereta 
Namanya masinis bukan nakhoda
Apa tujuan ilmu kita
Tujuannya mengenal Sang Pencipta

Di tepi kali saya menyinggah 
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Kancil menulis di daun lontar 
Ketika mentari telah bersinar
Belajar bukan sekedar pintar
Tapi menjadi pribadi benar

Anak doah makan lepet 
Makan lepet sambil melompat
Kalau ingin cepat pintar
Rajin- rajin lah untuk belajar

Jalan-jalan ke kota Blitar 
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun

Anak ayam turun sepuluh 
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Dari mana datangnya wahyu 
Kepada Nabi wahyu turun
Dari mana datangnya ilmu
Dari belajar dengan tekun

Ke hulu membuat pagar, 
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian.

Sungguh indah syair setanggi 
Merangkai kata bagai hiasan
Ilmu itu harus tinggi
Jangan dunia sebagai batasan

Hendaklah melempar jangkar 
Kalau ada perahu singgah
Kalau anak bangsa pintar
Negeri ini akan bangga

Jati jajar jalannya berputar 
Ujung jalan menuju kota
Rajin belajar menjadi pintar
Kalau malas bodohlah kita

Jalan-Jalan Ke Sawojajar 
Disana Banyak Batu Koral
Sekolah Tempat Qta Belajar
Belajar Ilmu Serta Moral

Jika kamu pergi ke dusun 
Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas

Memancing ikan diberi umpan 
Agar datang si ikan toman
Ilmu ibarat kemudi sampan
Agar hidup di garis tujuan

Buka puasa di Restoran 
jangan lupa ajak istri
jangan sampai melupakan pendidikan
dan carilah ilmu sampai mati

Bunga melati bunga mawar 
belinya di toko bunga “nita”
jika kalian ingin belajar
bukalah telinga dan mata

Tunggu kabar tunggu berita 
Kepada orang ditanyakan
Jangan bohong haramkan dusta
Apa yang benar engkau katakan

Pantun Nasehat Anak

gambar anak

Sarapan pagi dengan rebung 
Rebung dari bambu betung
Rajin-rajinlah menabung
Agar hidup jadi beruntung

Jika ingin mendulang cadas 
Jangan lupa palu baja
Jika murid tumbuh cerdas
Guru pun ikut bahagia

Jalan-jalan ke kota bali 
Jangan lupa beli buah duku
Kalau besar jangan mencuri
Agar orang menghargaimu

Kehutan mencari rusa 
Hendaklah membawa tali
Wahai anak-anak bangsa
Cepat bangun lekas mandi

Pasar baru tempanya kain 
Pergi ke sana beli satu
Silakan ananda pergi main
Jangan sampai lupa waktu

Ibu merenda adik main layang 
Anak Melayu bermain gada
Wahai nanda yang kusayang
Dengarkan olehmu nasehat ayahanda

Makan ikan jangan berduri 
Duri hancur oleh kampak
Ayo kita mandi sendiri
Jangan dimandikan ibu bapak  

Kereta berjalan di atas roda 
Raja menghela memberi tanda
Dengarkanlah wahai ananda
Cukup-lah nasehat dari ayahanda

Bahtera berlayar ke Selat Sunda 
Gelombangnya besar senantiasa
Turuti-lah nasehat ibunda
Kelak hidupmu makmur sentosa

Ikan mabuk terkena tuba 
Ambil ketika tuba mendera
Jika petang sudah tiba
Pulang ke rumah dengan segera

Ikan belanak masih merah 
Dalam plastik ia dibawa
Jadi anak jangan pemarah
Kalau pemarah lekas tua 

Banyak bekerja sedikit angan 
Pikiran terbang seperti lalat
Jajan jangan sembarangan
Cari yang bergizi juga sehat

Bapak tani menanam tebu 
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga

Malam buat api unggun 
Biar hilang penat lelah
Kalau pagi cepat bangun
Agar tidak terlambat sekolah

Pantun Nasehat Empat Baris

pantun nasehat

Di eropa hujan salju 
Memang cuacanya sudah lain
Pulang sholat ganti baju
Makan dahulu barulah main

Banyak sayur dijual di pasar 
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan 

Amat ternama bunga selasih 
Bunga indah slalu berseri
Jika hatimu selalu bersih
Engkau akan dikelilingi kasih 

Kalau kita tidak bersuluh 
Jangan takut berjalan malam
Kalau kita tidak bermusuh
Jangan takut makan setalam

Kayu cendana diatas batu 
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang  

Hati-hati menyeberang 
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Kulit harimau elok disamak 
Untuk tidur dengan nyenyak
Jaga diri dari tamak
Niscaya temanmu akan banyak

Kemuning ditengah balai 
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri 

Matahari bercahaya silau 
Anak negeri pergi merantau
Dusta itu bagaikan pisau
Membuat pikiran selalu risau 

Air tajin menyiram talas 
Membeli bumbu duitnya di laci
Hiduplah rajin jangan malas
Orang malas banyak yang benci  

Bunga mawar berwarna merah 
sungguh indah walau diluar
dari pada kita marah-marah
lebih baik kita belajar

Laut dalam tempat berenang 
Tempat ikan bermain-main
Sehari seutas benang
Setahun menjadi sehelai kain

Pak dani bawa adik 
Mau diasah dijati baru
Jangan suka ganggu adik
Nanti dimarahi ibu

Tumbuh merata pohon tebu 
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Andai ini hari rugi 
Tentu mujur esok lusa
Jangan lupa gosok gigi
Sebab kamu anak bangsa 

Sebelum menggali buah bengkuang 
Galilah dahulu buah ketari
Sebelum mencari kesalahan orang
Carilah dahulu kesalahan sendiri 

Kalau ada jarum yang patah 
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati 

Hari panas jangan ke laut 
Kalau ke laut kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Berkicau merdu burung tekukur 
Kepakan sayap terbang kabur
Selalulah belajar bersyukur
Niscaya rezeki tambah subur

Jangan mengipas-ngipas arang 
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maraknya

Kalau ranting sudah bertangkai 
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Jangan patahkan atap mengkuang 
Atap patah kumbangpun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

Ngengat mengejar kura-kura 
Bertemu mereka di pelimbahan
Semangat bagai api membara
Tiada padam oleh godaan

Masak angsa dikuali 
Bukan saja di perigi
Hendaklah kamu mengabdi
Di pangkuan ibu pertiwi

Jangan suka mencabut padi 
Kalau dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Kalau disebut hilang tuahnya

Burung Glatik mati ditusuk 
Buat apa cantik klo hatinya busuk…

Anak elang jatuh ke rawa 
Ditolong oleh menjangan rusa
Kasih dan sayang orang tua
Selalu ada sepanjang masa

Kolam penuh ikan sepat 
Untuk dimasak di daun talas
Jika ingin ilmu manfaat
Cari guru yang tulus ikhlas

Kalau ada sumur diladang 
Boleh kita numpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita bejumpa lagi 

Pergilah ke tengah taman 
Menikmati bunga menawan
Carilah olehmu teman
Yang dapat dijadikan pedoman

Pantun Nasehat Hati

Makan di lepau naik pedati 
Potong nilam pakai pisau
Jika engkau jujur hati
Hidup tentram jauhlah risau  

Jalan kelam disangka terang 
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Pergi ke Padang berjalan kaki 
Jangan letih dipaksakan
Luka pedang dapat diobati
Luka hati susah disembuhkan

Di manakah hidupnya ikan-ikan 
Di laut dalam mereka berenang
Salahnya orang dimaafkan
Jiwa besar hatimu lapang

Contoh Pantun Nasehat Bijak

pantun nasehat

Jantung berdetak hati berdebar 
Melihat harimau dalam ikatan
Kalau kita orang penyabar
Banyak yang tentram bila berdekatan 

Anak ayam turun delapan 
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju 

Ada ubi ada talas 
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Empek-empek ditambah cuka 
Tak terbanding enaknya rasa
Coba lihat anak durhaka
Di dunia hidupnya tersiksa

Kelapa muda di jati jajar 
Enak dibuat minuman koya
Sewaktu muda rajin belajar
Dewasa kelak hidup bahagia

Pinang muda dibelah dua 
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Cahaya terang sang matahari 
Lebih terang dari pelita
Pandai-pandai membawa diri
Orang sayang hiduppun bahagia 

Kucing hutan belang di kaki 
Dipungut oleh anak petani
Rajin itu mengundang rezeki
Membuat mudah hidup ini 

Padang tamu padang baiduri 
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Kalau keladi sudah ditanam 
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas 

Bandar Malaka indah bandarnya 
Sungguh elok bila dipandang
Semakin matang dikau usianya
Makin eloklah pribadi dipandang

Ikan nila berpindah kolam 
Mencari kawan namanya tiram
Jika ilmu semakin dalam
Jiwa berani hatinya tentram 

Dari mana kain batik 
Dari pasar tanjung pinang
Jaga lisan berkata baik
Niscaya orang menjadi senang

Perih sekali tertancap ilalang 
Sangat sakit susah hilang
Tajamnya kata bagai pedang
Sekali terluka tetap terkenang 

Menepuk air di bak mandi 
terpercik muka sendiri.
Bila ingin setiap waktumu berarti,
jangan terjebak rutinitas sehari-hari. 

Mencari suatu lokasi tersembunyi 
lebih mudah dari tempat yang tinggi.
Ambilah jarak dari perilaku sehari-hari,
biar lebih mudah menggali 

Anak ayam turun sembilan 
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan 

Jangan tertipu dunia semu 
Tinggal di dunia hanya sepagi
Jika engkau orang berilmu
Derajatmu pasti meninggi

Elang terbang ke atas awan 
Turun bangau badannya kumal
Bukan banyaknya pengetahuan
Ilmu adalah banyaknya amal 

Tanam keladi tanam talas 
Bawah matahari cahaya panas
Jaga diri dari malas
Niscaya punya banyak emas

Jika kita pegang kuas 
Melukislah pada kertas
Jika anak bangsa cerdas
Bangsa pun berkualitas 

Jalan-jalan ke Kota Medan 
Pulangnya bawa burung bayang
Jaga diri dari godaan
Niscaya diri bertemu kejayaan

Memetik padi bersisa masih 
Sisa dipatuk si burung nuri
Syukur itu berterimakasih
kepada Tuhan Maha Pemberi

Jika padi dimakan tekukur 
Jangan lempar dengan lumpur
Jika Nanda tiada bersyukur
Artinya hidup dalam kufur

Bandar Belawan di tanah Deli 
Sungguh ramai orang berniaga
Telah bertambah usia kini
Makin bijak dan waspada 

Nah, itu tadi sedikit sharing  kumpulan contoh pantun nasehat dari admin untuk kalian para pengunjung setia kami. Pantun mana yang menurut kalian paling berkesan dan paling nempel dihati? Silahkan berikan komentarmu. Semoga bermanfaat bagi kalian para pembaca. Dukungan kalian sangat berpengaruh dalam kemajuan website ini.

Share artikel ini jika sekiranya dapat membantu orang yang sedang membutuhkan. Jangan lupa untuk selalu mampir di portal dunia suka-suka ?

Leave a Comment