Assalamualaikum Wr. Wb
Honorable Chairman, vice chairman and members of the House of Representatives of the Republic of Indonesia.
I respect you ….
I respect the ambassadors of friendly countries and the representatives of international agencies and organizations.
Brother countryman and countryman.
Let us first praise the presence of Allah SWT, God Almighty. Because thanks to all His grace we can all gather in the great agenda of the state today to commemorate the 70th anniversary of the Proclamation of Independence of the Republic of Indonesia.
Ladies and Gentlemen.
Of course we should be grateful to all the heroes who have preceded. Because thanks to the struggle and hard work of the heroes then we all today can commemorate 70 years of Indonesia Merdeka. And of course we know very well that today we have more than enough capital to become a developed country. The strong unity capital, the increasingly advanced people’s education and the younger generation’s opportunities for social mobilization are wide open. In addition, the Indonesian archipelago stretching from Sabang to Merauke with the largest Muslim population in the world, the 3rd largest democracy in the world, makes Indonesia well respected in the eyes of the International.
Ladies and gentlemen.
Given this, it has shown how Indonesia is a big country. And as a great nation of course we must be full of confidence, must always be optimistic to be able to overcome the problems that currently continue to undermine our country. During this time we are always trapped in the assumption that our country is slumped due to an increasingly weak economy. But in fact if we look at further important issues that must be considered is the erosion of the values of politeness, courtesy, etiquette that would certainly have a serious impact on the identity of our nation is known as a polite, friendly and courteous state.
History has in fact taught us the key to overcoming the problems affecting our country. And the key is none other than a sense of unity and unity of the nation. So the feeling must remain intact, shoulder to shoulder and there will be no split that will make all the problems that come in the end can be resolved.
To end my speech there today, I just want to remind the message that has been delivered by Bung Karno which reads “we do not aim only one trance state only, we aim at 1000 tuu state durable, state forever”
Thanks for your nice attention, Wassalamualaikum Wr. Wb
Terjemahan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang kami hormati Ketua, wakil ketua dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Yang saya hormati Bapak ….
Yang saya hormati para duta besar negara-negara sahabat serta pimpinan perwakilan badan dan organisasi Internasional.
Saudara sebangsa dan setanah air.
Marilah pertama-tama kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat seluruh rahmatNya kita semua dapat berkumpul dalam agenda besar kenegaraan pada hari ini dalam rangka memperingati Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70.
Hadirin yang kami hormati.
Tentunya kita patut berterimakasih kepada seluruh pahlawan yang telah mendahului. Karena berkat perjuangan dan kerja keras para pahlawan tersebut maka kita semua pada hari ini dapat memperingati 70 tahun Indonesia Merdeka. Dan tentunya kita tahu betul bahwa saat ini kita memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menjadi sebuah negara yang maju. Modal persatuan yang begitu kokoh, pendidikan rakyat yang semakin maju serta peluang para generasi muda untuk melakukan mobilisasi sosial telah terbuka lebar. Selain itu, kepulauan Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke dengan jumlah populasi penduduk Muslim terbesar di Dunia, negeri demokrasi terbesar ke 3 di dunia membuat Indonesia semalin disegani dimata Internasional.
Hadirin sekalian yang dimuliakan.
Dengan adanya hal tersebut, telah menunjukkan betapa bangsa Indonesia merupakan negara yang besar. Dan sebagai bangsa yang besar tentunya kita harus penuh percaya diri, harus selalu optimis untuk dapat mengatasi persoalan yang saat ini terus merongrong negara kita. Selama ini kita selalu terjebak dalam anggapan bahwa negara kita tengah terpuruk akibat perekonomian yang makinlemah. Namun sebenarnya jika kita cermati lebih lanjut masalah penting yang harus diperhatikan adalah mengenai terkikisnya nilai-nilai kesantunan, kesopanan, tata krama yang tentunya akan berdampak serius terhadap jati diri bangsa kita yang dikenal sebagai negara yang santun, ramah dan sopan.
Sejarah sebenarnya telah mengajarkan kepada kita tentang kunci untuk mengatasi berbagai persoalan yang menimpa negara kita. Dan kunci tersebut tak lain dan tak bukan adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga rasa harus tetap utuh, bahu membahu dan tidak akan ada terpecah belahlah yang akan membuat segala persoalan yang datang tersebut pada akhirnya dapat teratasi.
Untuk mengakhiri pidato saya ada hari ini, saya hanya sekedar ingin mengingatkan pesan yang telah disampaikan oleh Bung Karno yang berbunyi “ kita tidak bertujuan bernegara hanya 1 windu saja, kita bertujuan bernegara 1000 windu lamanya, bernegara buat selama-lamanya”
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh